Mengingat Kembali Grup Band Legendaris Black Brothers

 

Jakarta, jalurseleberiti.com,-

Papua mempunyai sebuah grup band legendaris atau grup musik terbesar dan terbaik sepanjang sejarah musik di Indonesia. Band dengan manajer Andy Ayamiseba, seorang manajer yang penuh dengan totalitas dan komitmen ini.

Black Brothers pernah mencatatkan namanya sejajar dengan band-band papan atas lain di Indonesia seperti Koes Plus, Panbers, Mercys, God Bless dan lain-lain. Black Brothers pun sukses di Pasifik, mulai dari Papua New Guinea, New Zealand dan Australia.

Adapun Formasi Black Brothers terdiri dari Benny Betay (bas), Jochie Phiu (keyboard), Amry Tess (terompet), Stevie MR (drum), Hengky MS (lead gitar), Sandhy Betay (vokal), Marthy Messet (lead vokal), dan David(saxophone).

lagu-lagu blues, jazz, pop, dan rock adalah genre-genre musik yang biasa di mainkan Black Brothers, berbagai tempat hiburan di Papua pernah menampilkan grup band legendaris Black Brothers pada waktu itu.

Iriantos adalah nama grup band ini, sebelum pada akhirnya atas usulan dari sang Manajer Andy Ayamiseba, berganti nama menjadi Black Brothers. Dengan nama Black Brothers akhirnya mereka menuju ke Jakarta mencoba untuk menggapai kesuksesan agar lebih populer.

Faktor lain seperti salah satunya kepemimpinan sang manajer Andy Ayamiseba yang tegas, jeli, berkomitmen, penuh totalitas dan menyatu dengan personel grup adalah kekuatan tersendiri buat Black Brothers. Dan Andy Ayamiseba merupakan sosok yang punya andil besar membawa nama besar Black Brothers meraih puncak kesuksesan dikancah musik pop tanah air.

 

Selang beberapa lama tinggal di Jakarta, Black Brothers sudah mendapat kontrak untuk bermain musik disebuah pub. Bermula dari sinilah kemudian Black Brothers mulai dikenal dan mencoba menawarkan lagu ciptaan mereka ke produser rekaman. Akhirnya Black Brothers pun mendapat tawaran dari PT. Irama Tara untuk masuk dapur rekaman. Namun album perdana Black Brothers yang berjudul Irian Jaya I, kurang sukses dipasaran.

Popularitas Black Brothers semakin melambung dikancah musik pop tanah air setelah rekaman album-album selanjutnya. Tawaran manggung pun mulai berdatangan dari berbagai daerah di tanah air. Seiring dengan popularitas yang mereka raih, munculah ego dari masing-masing personil Black Brothers, dimana beberapa dari mereka mulai memikirkan untuk bersolo karir. Perjalanan karir mereka pun mulai redup.

Para personil dan manejer grup ini telah disusupi target dan agenda politik. Terbukti saat Black Brothers ke Belanda dan meminta suaka politik pada pemerintah disana. Serta ditahun 1983 mereka hijrah ke Vanuatu (sebuah negara di Samudera Pasifik bagian selatan dan dekat dangan Australia) untuk mendukung Barak Sope merebut kursi kepresidenan dinegara tersebut melalui lagu-lagu mereka.

Di era tahun 1983 nama Black Brothers sudah tidak terdengar lagi. “25 Tahun Black Brothers” adalah judul dari album Black Brothers dan dianggap merupakan album terakhir dari Black Brothers. Semua lagu dari album ini dibawakan dalam bahasa Papua.

Jumlah album single Black Brothers sebanyak 8 album ditambah 3 album kompilasi yang semuanya total 11 album. Beberapa lagu milik Black Brothers yang pernah hits, seperti: Hari Kiamat, Saman Doye, Lonceng Kematian, Gadis Dilembah Sunyi, Oh Sonya, Persipura, Terjalin Kembali.(Red)

Dari Berbagai Sumber

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama