Seputar Kematian Sang Pentolan The Beatles Jhon Lennon

Jakarta, jalurseleberiti.com,-
Jhon Lennon meninggal dunia pada tanggal 8 Desember 1980 di Amerika Serikat (AS), setelah ditembak beberapa kali dari jarak dekat oleh penggemarnya bernama Mark David Chapman.

Jhon Lennon (seperti yang dilansir dari kanal Youtube pop July) tewas ditembak pada malam saat akan pulang ke apartemennya, sore harinya sang pembunuh Mark David Chapman sempat mendatangi Jhon Lennon di studio rekaman.

Jhon Lennon dan Yoko Ono istrinya meninggalkan apartemen karena sudah punya janji pada jam 5 sore. Saat Mark David Chapman menghampiri keduanya, saat itu Jhon Lennon mengabulkan permintaan Mark David Chapman untuk membubuhi tanda tangan.
Foto pertemuan Jhon Lennon dan Mark David Chapman adalah foto terakhir sang legenda.

Mark David Chapman, yang sebelumnya telah menguntit John selama berhari-hari dari luar gedung apartemennya di The Dakota, New York, Amerika Serikat. Dikutip dari Biography, peristiwa berdarah tersebut terjadi sekitar pukul 11 malam, pada tanggal 8 Desember 1980 lalu.

Chapman, menodongkan sebuah pistol revolver berkaliber 38 mili yang diarahkan ke John Lennon. Lima kali bunyi letusan tembakan terdengar pada malam itu. Timah panas melukai punggung, dada, dan pundak John Lennon.

Mantan personel The Beatles itu segera dilarikan ke rumah sakit karena mengalami pendarahan yang parah. Namun sayang, setelah dokter di ruang gawat darurat beberapa menit berusaha menyelamatkan musisi legendaris itu, nyawa Lennon tak tertolong.

Setelah Jhon Lennon dipastikan meninggal dunia jenazahnya dipindahkan kerumah jenazah di New York, seorang petugas kemudian memutuskan mengambil foto jasad Jhon Lennon beberapa jam setelah jenazah tiba di New York, foto itu kemudian dibeli oleh sebuah majalah sebesar 5000 dollar. Atau sekarang bernilai 66 juta rupiah.

Sang istri histeris menerima kenyataan suami tercintanya tewas. Tak hanya Ono, dunia pun berduka atas meninggalnya John Lennon.
Berita kematian John Lennon segera disiarkan di seluruh berita televisi Amerika Serikat. Howard Cosell dari ABC, jadi pembawa berita pertama yang menyampaikan kabar duka bahwa John Lennon telah meninggal.

Selama beberapa hari sesudah peristiwa penembakan tersebut, ribuan penggemar John Lennon berkumpul di dekat gedung apartemen The Dakota untuk menunjukkan rasa berdukanya. Publik AS menyatakan bahwa pembunuhan Lennon dicatat sebagai pembunuhan terbesar sejak pembunuhan Presiden John F. Kennedy.

Untuk mengenang John Lennon, sebuah area dibangun dan diberi nama ‘Strawberry Fields’. Strawberry Fields dibangun di dekat apartemen The Dakota, tempat tinggal sekaligus tempat terbunuhnya John Lennon.

Ladang Strawberry Fields ditanami dengan pohon elm yang tinggi, semak, bunga-bunga, dan bebatuan. Area ini juga ditetapkan sebagai zona tenang di Central Park. Selain itu terdapat sebuah mozaik yang bertuliskan ‘Imagine’, lagu populer yang dinyanyikan oleh Lennon.

Imagine adalah lagu yang menyampaikan harapan agar dunia terhindar dari kekerasan, konflik, dan perang. Orang-orang juga mengampanyekan Strawberry Fields sebagai ‘taman perdamaian’.

Dalam keterangannya, sang eksekutor Mark David Chapman menceritakan alasan mengapa ia akhirnya menembak Lennon. Ia menembak mantan anggota The Beatles tersebut karena ingin “mencuri” ketenaran John Lennon.

Dia juga mengungkapkan bahwa merencanakan pembunuhan tersebut selama tiga bulan dan mempertimbangkan untuk membunuh publik figur lain seperti Johnny Carson, Jackie Onassis, Paul McCartney, Elizabeth Taylor, George C. Scott, dan Ronald Reagan, para publik figur yang Chapman nilai sebagai orang yang palsu.

Sebelum melakukan aksinya, Chapman bahkan sempat membeli sebuah novel berjudul ‘The Catcher in the Rye’ dari toko buku di New York. “Ini adalah pernyataan saya” pada tulisan ‘Holden Caulfield’, karakter protagonis dalam novel tersebut. Setelah membeli novel, Chapman kemudian menghabiskan waktunya di sekitar pintu masuk gedung apartemen The Dakota, area tersebut juga terkenal sebagai tempat Lennon meladeni penggemarnya.

Mark David Chapman mulai menjalani hukumannya pada tahun 1981 dan sampai dengan saat ini sudah 9 kali pembebasan bersyarat, dan pada sidang pembebasannya tahun 2014 Mark David Chapman membacakan permohonan maaf, namun dewan pembebasan bersyarat menolak pembebasan Mark David Chapman. Dan dalam sidang ke-9 pada bulan Agustus 2016 lalu dewan pembebasan bersyarat kembali menolak permohonannya. (Red)

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama