Tangerang, jalurseleberiti.com, Buche Patty pencipta lagu yang sampai saat ini sudah menggarap 40 album kaset lagu yang dibawakan penyanyi-penyanyi top tanah air. Pieter Laurence Patty atau lebih akrab kita sebut saja Buche Patty, pencipta lagu dan arranger terkenal di Indonesia.
Buche Patty lahir di Saparua Maluku 9 Maret 1944, mengenal musik sejak duduk di bangku SD. Tahun 1963 Buche Patty pernah mendirikan Band Silvia Ramon dan pada tahun 1968 membentuk Band Koteren (Komando Terminal Angkatan Darat Priok) dan pada 1974 mendirikan The Angvis, dan pada tahun 1975 bergabung dengan Band Pavilion dengan leader Ruli Johan, dan mulai mengenal dunia rekaman pada tahun 1978 bersama studio Remako.
Beberapa penyanyi pernah merekam lagu karya Buche Patty, baik lagu ciptaannya maupun arransemen musiknya, antara lain : Lilis Suryani, Grace Simon, Pattie Sister, Oni Suryono, Tuti Subagio, Ade Manuhutu, Sylvia Saartje, Lex Trio, Pieter Hehanusa, Dedy Dores, Ita Mustafa, dan lain-lain.
Buche Patty dalam obrolannya bersama Azas Nur (Ketua Kotela) dengan obrolan yang dikemas di acara Podcasts Kotela dengan tajuk acara “40 album Kaset Telah Dibuat Buche Patty” dan telah diupload di kanal YouTube @kotela_official.
Menurut Buche Patty pada tahun 1978, biaya produksi membuat album kaset bisa mencapai ratusan juta, biaya sebesar itu untuk membayar penyanyi, pencipta lagu, musisi, sewa studio dan yang paling besar biaya promosi (untuk radio, poster-poster dan lainnya). Biaya produksi pembuatan Album kaset pada zaman itu (sekitar 1978) minimal 350 juta rupiah, beda dengan biaya produksi sekarang yang zaman digital upload ke YouTube sudah bisa merilis lagu.
Buche Patty dalam memilih lagu untuk diaransemen berdasarkan isi lagu yang menceritakan sesuatu, setelah itu masuk ke dapur rekaman. Pada 1978 studio rekaman di Jakarta hanya ada 3 (Remako, Metro Musica dan Dimita studio).
Selama menjalani dunia recording, tentu ada suka dan dukanya, Buche Patty pun mengalami hal itu, kalau sukanya menurut dia, kepuasan pada dirinya jika seorang penyanyi bisa membawakan lagu dengan baik namun dukanya jika penyanyi mengalami stress tidak bisa pas dengan lagu yang direkam karena produser menuntut satu album tidak bisa lebih dari 21 hari harus selesai rekaman atau mixing.
Buche mempunyai etos kerja dalam bermusik harus tulus, “menjadi pencipta lagu itu sulit dan saya sangat amat menghargai pencipta lagu, karena saya tahu waktu saya mencipta lagu fikiran buntu, akhirnya rappnya tidak dapat-dapat kebingungan, akhirnya lagu tidak selesai dan saya tinggalin karena tidak dapat ide, makanya mencipta lagu itu tidaklah mudah”, kenangnya.
Buche Patty mengakui membuat lagu itu sulit dan arransemen tidak bisa lepas dari lagu yang akan di arangernya. Karena arransemen yang sesuai itu menurutnya agar lagu itu bisa diterima masyarakat pencinta musik. Selama karirnya menjadi arranger sudah 40 album kaset di tangani sekitar 480 lagu di aransemen olehnya.
Buche Patty juga mengomentari tentang keberadaan Kotela yang dipimpin Azas Nur, “Saya begitu tahu tentang Kotela, sangat tertarik, karena pelaku-pelaku seni yang sudah dilupakan masyarakat kembali untuk dinaikin lagi dengan adanya Kotela”, paparnya tentang Kotela.
Dan memang menurut Azas Nur, seperti saat ini banyak sekali pelaku-pelaku seni kondisinya tidak baik atau sakit, bahkan sakit-sakitan yang sudah tentu membutuhkan biaya untuk pengobatannya, sementara ada lagu-lagu karya mereka masih suka dibawakan, bahkan dalam acara-acara seperti undangan ke daerah-daerah dan pendapat Buche Patty akan hal tersebut, “Kalau saya itu semua kembali ke hati saja, jangan seperti kacang lupa akan kulitnya, karena pencipta lagu dan arranger adalah orang-orang yang ada dibelakang layar”.
Banyak lagu karya Buche Patty di upload ke YouTube, namun tidak ada sepeserpun royalti dari YouTube yang ia peroleh. Untuk royalti sendiri informasi dari Buche Pattie sebagai berikut, “Saya tidak paham cara penghitungan royalti, bagaimana cara menghitungnya saya tidak ngerti, saya jujur saja satahun royalti yang saya dapat satu juta (Rp. 1.000.000/tahun), padahal saya memberi kontribusi dan ikut pada pembentukan PAPPRI dan KCI”. keluhnya.
Ada satu lagu yang dinyanyikan oleh Dedy Dores yang sampai saat ini sangat berkesan buat Buche Patty, lagu dengan judul ‘Salam Rindu Untuk Dia’ yang merupakan karya cipta Buche Patty sendiri. Buche Patty berkerjasama dengan Dedy Dores menghasilkan 7 album, dan Dedy Dores buatnya sangat berkesan.
“Dari lagu Salam Rindu Untuk Dia’, saya merasa dihargai, karena saya terima bonus dari lagu itu cukup besar yang diproduseri oleh Virgo Ramayana, tapi dari produser lain pun ada bonusnya, seperti lagu rohani Ade Manuhutu tahun 1985 saya dapat bonus 10 juta rupiah, nilai yang cukup besar saat itu”.
Tentang lagu-lagu lawas yang hingga kini masih banyak yang suka, Buche berpendapat, “Kalau lagu lama itu jelas arahnya, ceritanya jelas, sentuhannya jelas, jadi lagu sekarang hebat, arangernya jago, tapi sentuhannya kurang, kenapa orang senang tembang lawas karena lagunya punya cerita dan musiknya punya sentuhan, karena musik itu bahasa hati dia menyentuh perasaan yang mendengarnya”.
Dikesempatan ini Buche Patty, mengajak para musisi lawas, “Saya himbau buat teman-teman musisi, marilah kita berkolaborasi disini (Kotela), kita gabung, kita kumpul, kita pelihara komunitas ini, supaya tembang-tembang lawas tetap abadi, sepanjang masa”.
Menutup pembicaraan Buche Patty, berpesan, “Saya mohon, minta tolong, kalau mau cover lagu karya saya, hubungi saya, saya tidak minta tapi saya merasa hak saya dirampok dan jangan lupa nama pencipta lagu harus ditulis dikonten yang diupload, karena banyak Youtuber yang tidak menulis nama pencipta lagunya”, himbaunya kepada para Youtuber yang membuat cover lagu karyanya.(Red)
Posting Komentar