Perjalanan Musik Sang Legenda FAVOURITE’S GROUP, Penulis : Jose Choa Linge (Bagian I)

Jakarta, jalurseleberiti.com – Favourite’s Group adalah tempat berkumpulnya penyanyi, pencipta lagu dan musisi terhebat di sepanjang masa “A Riyanto, Mus Mulyadi, Is Haryanto, Harry (Santoso) Toos & Tommy WS”, mereka bersama-sama mencerminkan akar-akar dan cabang-cabang sebuah musik yang kini memasuki usia yang ke 36 tahun.

Pemunculannya di blantika musik pop pada waktu itu cuma singkat, tetapi FG mampu mengukuhkan keberadaannya sebagai grup musik yang menjadi favorit dan istimewa di hati masyarakat dan dibicarakan selama dekade kedepan.

A Riyanto pimpinan dari “Band 4 Nada” mempunyai gagasan membentuk sebuah group yang bukan sebagai grup band pengiring, karena di era itu lagi booming group-group band seperti : Koes Plus, Panbers & No Koes dll. Namun, Eugene Timoty tidak menanggapi dengan serius sehingga membuat A Riyanto ambil keputusan sepihak untuk hijrah ke studio Golden Hand/Indra Record tempat dimana Mus Mulyadi terlebih dahulu bernaung.

Mereka sepakat, menjaga rahasia tanpa diketahui produser Remaco dan menunjuk recording Musica (Metropolitan) Studio di Pejaten yang terbengkalai lama tidak terpakai setelah selesai dikontrak Eka Sapta dan Bali Record sebagai tempat merekam lagu-lagunya. Selama tiga hari berturut-turut, mereka berkutat distudio di bantu Ferry Bule sebagai operator.

Dari tangan dingin A Riyanto sebagai leader sekaligus penggagas, telah menggubah sembilan buah lagu diantaranya : “Seuntai Bunga Tanda Cinta, Carilah Kawan Lain, Kr. Selamat Jalan, Kisah terindah & Setitik Embun”.

Akhirnya, Menghasilkan dan menyelesaikan rekaman akhir lagu “Mawar Berduri” .yang fenomenal dengan angka penjualan 3000 keping piringan hitam dan kaset. Dan kalau diamati lagu ‘Mawar Berduri’ adalah satu dari sekian lagu pop terbaik yang pernah ada, bahkan sampai hari ini tidak ada yang dapat mengalahkan kepopulerannya.

Favourite’s Group mengusung berbagai jenis musik mulai dari Pop Mellow, Klasik, Keroncong, Melayu dan Jenaka dan hasilnya terdengar begitu segar dan bertahta di hati pendengarnya.

Patut pula mendapat acuan “Cap Jempol” pada vokalisnya, bahkan gaya bernyanyi ‘Mus Mulyadi’ yang sangat lugas : murni, indah dan sederhana apa adanya. Merekapun cukup variatif dalam mengemukakan tema lagu-lagunya, tema Cinta Remaja, Cinta Tanah Air dan Cinta Musik dirangkumnya dalam berbagai jenis musik pop manis dan tetap terdengar berbeda. Yang pasti, “Favourite’s Group” terbentuk secara spontan tahun 1972, dari “Gabungan Mus Mulyadi dengan Band 4 Nada”.

Ide awal nama Favourite’s, diberikan oleh sang penggagas yang brilian A Riyanto dengan harapan ‘selalu menjadi band penting di hati masyarakat’. Formasi FG pertama : diperkuat oleh ‘lima’ personil, yakni Mus Mulyadi (Vokal/Rhythm), A Riyanto (Keyboard/Vokal), Nana Sumarna (Bass), Eddy Syam (Gitar) dan M Sani (Drum).

Mereka sangat modern dalam bermusiknya, tapi juga sangat maju dengan sentuhan romantisme masa silam dan bahkan berhasil menempatkan nilai-nilai musik dikepala mereka sehingga menjadi kekuatan bagi Favourite’s Group.

Kalau kita dengar dengan seksama di album pertama FG, ada cabikan bass ‘Nana Sumarna’ peraih The Best Bassist Recording dalam perayaan PUSPEN HANKAM ABRI – 1974, yang sungguh ‘luar biasa’ pada lagu “Malam Minggu Mesra, Kr. Selamat Jalan, Terlalu dan Kisah Terindah”.

Begitu pula ‘A Riyanto’ membawakan “Seuntai Bunga Tanda Cinta dan Setitik Embun” yang juga ditulisnya mengenai kisah-kasih dua sejoli, dia juga memahami gaya remaja di masa itu dan Kelik (A Riyanto)-lah pakarnya dan hampir tak ada yang dapat menandinginya dalam menulis lagu.

Namun hal terpenting dari M. Sani gebukan drum-nya mampu memperindah sebuah lagu, begitu pula cara bermain gitar Eddy Syam bermain instrumen dengan ritme yang unik seakan punya energi yang seimbang. Pengaruh mereka di FG ada dimana-mana dan sangat bergantung satu sama lain, memberikan darah dan jiwa mereka untuk hal yang mereka lakukan agar bisa menyatu. Hal itulah membuat mereka menjadi band penting, disinilah letak kekuatan Favourite’s Group.

Melalui album perdananya (tahun 1972), FG dalam waktu singkat berhasil menghimpun massa penggemarnya hingga kepelosok tanah air dan menghantarkannya menerima “Piringan Emas” dan menjadi “Band Favorit” pilihan PUSPEN HANKAM ABRI 1972-1973. Pada akhirnya sampai juga terdengar ke telinga sang produser Remaco, semua personal formasi pertama di kumpulkan olehnya (kecuali’Mus Mulyadi).

Diambil jalan keluarnya, Nana Sumarna, M. Sani dan Eddy Syam yang tidak mau ambil resiko dengan tuntutan sang produser akhirnya kembali bernaung di Remaco dan mengaktifkan “Band 4 Nada”. Ketika berbincang dengan Nana Sumarna, dia menjelaskan bahwa “Almarhum mas’Kelik tidak bermaksud menelantarkan kami bertiga seperti yang Mas Media beritakan saat itu, kami berpisah secara baik-baik dan pada Akhirnya bekerja sama di musik sampai akhir hayatnya”.

A Riyanto tetap melanjutkan Favourite’s Group dengan merekrut formasi kedua : Is Haryanto (Drum), Harry Toos (Gitar), Tommy WS (Bass) dan tetap Mus Mulyadi sebagai vokal utama. Mereka langsung mengusung album keduanya, diantaranya “Mimpi Sedih, Aku Yang Kau Tinggalkan, Cintaku Suci dan Lagu Gembira”. Bisa dibilang langkah keduanya kurang bisa menyamai angka penjualan debut album pertamanya namun perlu diberi ‘score’ plus untuk “Musikalisasi Puisi” pada “Sajak Buat Gadis Yang Sedih” di suarakan Is Haryanto begitu ‘mengharu biru’ mengingatkan kita pada film Pengantin Remaja adegan dimana Julie membaca surat Romie hasil besutan Wim Umboh pada Tahun 1971, berkat film ini pula pasangan Sophan Sophian dan Widyawati menjadi sangat populer.

Menurut Is Haryanto “saat di ciptakan almarhum’Kelik (panggilan A Riyanto), lagu tersebut diperuntukkan bagi konsumsi Radio”. Dan sangat tepat karena seluruh radio nasional di eranya, lagu ini acap dijadikan standar sebagai penutup dan pengantar tidur para pendengarnya.

Setelah meliris album keduanya, kembali FG merilis berturut-turut album Teratai Putih dan Oh Kasian (Album’Vol.3) dan Aku Tak Berdosa (Album’Vol.4) dan telah memenuhi panggilan show ke daerah-daerah di seluruh pelosok Indonesia dan berkunjung beberapa negara Asia & Eropah.

Pada Keempat album tersebut diatas, kita dapat mendengar pengaruh dari musik The Bee Gees dan The Beatles yang digabungkan dengan elemen klasik sehingga merupakan komposisi yang sangat serasi. Setiap rincian lagu begitu menarik perhatian di awal-awal lagunya dan berakhir ada perasaan melankolis. Namun, sangat disayangkan album Aku Tak Berdosa merupakan album perpisahan mereka dengan sang vokalis Mus Mulyadi.

Menjelang pembuatan album ke-lima Cinta Monyet (tahun1975), personil FG mulai goyah dengan rayuan sang produser remaco (Eugine Thimoty) untuk hengkang dari Indra Record yang sudah mulai bermarkas di Surabaya. Tapi, tidak bagi Mus Mulyadi karena di saat yang sama masih terikat kontrak dengan Indra Record.

Oleh sang produser dua bersaudara (Ing dan Ang) ini, melipat gandakan nilai kontrak yang ditawarkan Remaco menjadi tiga kali dari yang diterima teman-temannya di FG dan keesokan harinya Mus Mulyadi harus terbang ke Surabaya menyelesaikan kewajibannya dan kelak meluncurkan solo album yang cukup sukses.

Kemudian FG tetap melaju minus Mus Mulyadi, mereka tetap mampu tampil istimewa. Mereka bertekad dan profesional, yang tentunya sebuah tantangan secara total dalam melahirkan album-album yang mengejutkan dan tak kala ‘bersuka citanya’ karena para personilnya tidak hanya sebagai pencipta tapi sudah mendapat mandat dari sang juragan FG ‘menyenandungkan’ suaranya. Tergambar pada pemunculan album kejutan berikutnya Layu Sebelum Berkembang (Album’Vol.6), Kejepit Pintu (Album’Vol.7) dan Boneka India (Album’Vol.8) dan akhirnya sampai juga pada Album ke 11-nya.

Pada album terakhir inilah FG sudah menunjukkan sinyal-sinyal masa rehat-nya setelah tiga tahun membius blantika musik Indonesia. Kepergiannya adalah benar-benar dirasakan suatu kehilangan, karena keempat personil FG disibukkan dengan kepentingan masing-masing antara lain: mengorbitkan sejumlah penyanyi baru dan mengorbitkan anak-anak mereka (Vien Is Haryanto dan Ari A Riyanto) dan bersolo karier, atau menjadi Guest Star di Group 4 Nada/Band 4 Nada dan membentuk band pengiring The Favourite’s, The Heart, The Meicy, Two face’s. & Penata musik di Musica Studio.

Bersambung …

Selengkapnya telah tayang di kanal YouTube @jose_choa_linge, dengan judul KUPAS TUNTAS Perjalanan Musik Group Legenda Indonesia ‘FAVOURITE’S GROUP’ ..

Follow akun Instagram @choalinge_jose, agar tidak ketinggalan berita tentang para artis-artis tembang kenangan.(Red)

Baca juga : TALK SHOW JCL Bersama Ketua DPC PAPPRI Jakarta Pusat FERRY BING SLAMET

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama