Pepatah bilang, nikmatilah perjalanan sebuah proses. Hal inilah yang dilakukan oleh seorang wanita tangguh bernama Aliefety Putu Garnida pendiri Organisasi Wanita Muslimah Indonesia sekaligus Ketua Umum. Pencapaian ini tidak semudah membalikan telapak tangan, ajang Pemilihan Wanita Muslimah Indonesia tak bisa dilepaskan sosok yang lebih akrab di panggil Mami Fie ini.
Pada awalnya Wanita Muslimah Indonesia saat masih menjadi sebuah komunitas merupakan salah satu majelis taklim pengajian di Yayasan Annida _99 yang di miliki oleh dr.Aldena Cinka Nauratefida Putty, M.A.R.S., FISQua. Yang kemudian berjalannya waktu dan proses akhirnya WMI bisa menjadi sebuah organisasi.
Dan salah satu kegiatan rutin setiap tahunnya adalah Pemilihan Wanita Muslimah Indonesia. Kegiatan beauty peagent muslimah ini menjadi awal terbentuknya organisasi WMI dan dari ajang tersebut setiap tahunnya bertambah anggota dan tercatat di seluruh Nusantara memiliki anggota 4923 muslimah yang tergabung dan ada juga perwakilan WMI dinegara lain seperti Hongkong, Taiwan, Australia, Belanda, Turki dan akan dibentuk juga di Singapura, Malaysia dan Brunei Darussalam.
Wanita berparas manis ini menjadikan organisasi WMI (Wanita Muslimah Indonesia) sebagai wadah silaturahmi dan berkumpulnya para wanita muslimah dari berbagai usia dan berbagai latar belakang yang tentu berbeda-beda. Namun beliau ingin mencetak wanita wanita muslimah yang kreatif inovatif dan produktif, melahirkan wanita-wanita mandiri dan berprestasi, beliau berpesan bahwa prestasi tidak hanya sekedar pintar secara akademik maupun non akademik.
Prestasi memiliki arti yang berbeda pada setiap orang sehingga soft skill juga merupakan sebuah prestasi bagi seseorang.
WMI baru berjalan empat tahun, jatuh bangun dan cibiran pastilah dirasakan olehnya sebagai founder. Tapi tidak membuatnya patah semangat, baginya niat baik pasti akan berbuah baik.
Peralihan masa covid pada tahun 2019 ke 2020 justru menjadikannya terinspirasi untuk membuat banyak kegiatan dan bagi wanita yang tercatat sebagai abdi negara juga berprofesi sebagai dosen ini berpendapat sebagai wanita baik sebagai ibu rumah tangga maupun wanita pekerja harus tetap survive.
Mengejar bukanlah menunggu keberuntungan. Setiap tujuan-tujuan yang dicita-citakan harus di implementasikan, maka dia mencoba membentuk organisasi tersebut dengan membuat pelatihan-pelatihan secara online dengan mengundang para pakar yang ahli di bidang masing-masing, contohnya mengundang ahli di bidang ekonomi yang melatih bagaimana berjualan melalui online, menghadirkan pakar dibidang kesehatan yang mensosialisasikan pola hidup sehat dimasa pandemi dan sebagainya, bahkan mengundang pakar hukum agar wanita-wanita yang tergabung di dalam WMI melek hukum dan memiliki pengetahuan luas tentang hukum.
Serta banyak melakukan kegiatan sosial baik ke panti jompo, anak yatim, tahanan wanita dan lain-lainnya dengan menggandeng jajaran kepemerintahan yang terkait. Hingga akhirnya WMI tercatat resmi menjadi sebuah organisasi pada tanggal 2 Mei 2020.
Namun kiprahnya di dunia keagamaan, kemanusiaan, sosial budaya, pariwisata, pendidikan, kesehatan, wirausaha dan industri kreatif pemberdayaan wanita, perlindungan anak remaja dan wanita, sudah tidak diragukan lagi. Banyak manfaat dirasakan oleh masyarakat luas dengan hadirnya organisasi Wanita Muslimah Indonesia.
“Sebagai muslimah juga perlu belajar tentang bagaimana menjadi muslimah dengan kepribadian yang terbaik. Di WMI sama-sama belajar bersosialisasi dan berbagi pengalaman yang menarik dan menginspirasi sesama wanita. Dan yang sedang menjadi primadona adalah UMKM. Sektor UMKM terbukti menjadi penggerak perekonomian Indonesia, dan di Indonesia jumlah UMKM yang dimiliki dan dikelola oleh wanita terbilang sangat signifikan dan berperan besar dalam pertumbuhan ekonomi. Wanita Muslimah Indonesia merupakan salah satu organisasi yang menjadi wadah UMKM yang dikelola oleh wanita yang tersebar di seluruh Indonesia.
Berbagai permasalahan yang dihadapi oleh WMI berdasarkan keluhan para anggotanya adalah kesulitan permodalan ketika UMKM ingin mengembangkan usaha mereka, terbatasnya sumber daya sehingga timbul keinginan untuk bersinergi dalam hal yang konkrit, yaitu sebagai media berbagi sumber daya (resource sharing). Perlunya badan hukum agar UMKM mampu bersaing meningkatkan lingkup usaha dan mampu bersaing memperluas jangkauan klien/pelanggan, meningkatkan segmentasi pelanggan, misalnya perusahaan besar maupun instansi pemerintah.” ujar wanita manis yang memiliki banyak gelar kesarjanaan di belakang namanya.
Salah satu bentuk kepedulian WMI pada lintas agama adalah memberikan santunan pada banyak kaum duafa baik yang beragama Islam, Kristen, Katolik, Budha, Hindu dan Kong Hu Chu. Kegiatan berbagi meski berbeda keyakinan adalah moment yang berkaitan dalam hari-hari tertentu agama lain.
Menurut Dr. dr.Dicky Yulius, M.A.R.S., FISQua, yang saat itu juga hadir menyatakan bahwa kiprah Organisasi WMI patut diperhitungkan mengingat semua kegiatan positifnya selalu di sambut hangat oleh banyak masyarakat. Inovatif yang dipersembahkan oleh WMI bisa menginspirasi dan mengedukasi pula komunitas ataupun organisasi lain yang berkiprah dalam kegiatan sosial.
“Dengan mengamati kegiatan-kegiatan yang di adakan oleh WMI saya yakin kedepannya WMI bisa semakin maju dan berkembang pesat baik dalam negeri maupun di luar negeri,” tutur dokter yang senang menekuni dunia pendidikan dan merupakan Founder Harmony Care serta Ketua Ikatan Ahli Manajemen Rumah Sakit Provinsi Jawa Barat.
Aliefety Putu Garnida selaku Founder sekaligus Ketua Umum Wanita Muslimah berharap, semakin banyak wanita-wanita muslimah yang bergabung menjadi bagian dari Wanita Muslimah Indonesia (WMI).
“Besar harapan kami WMI dengan misi visinya bisa diterima seluruh lapisan masyarakat dan mengedepankan kebersamaan dalam kesederhanaan. Wanita Muslimah Indonesia harus kreatif inovatif dan produktif,“ ucapnya penuh harap sambil menutup obrolan di sela-sela acara persiapan acara ulang tahun Wanita Muslimah Indonesia. (Red)
Posting Komentar