Biografi dan Peran K.H. Nurul Anwar dalam Penyebaran Islam di Bekasi, Oleh: Meyga Nurcahyo Affandi

Bekasi (9/12/2024), saatkita.com - Bekasi, sebuah kota yang terletak di sisi timur Jakarta, memiliki perjalanan sejarah panjang dalam perkembangan agama Islam. Salah satu sosok ulama berpengaruh yang memainkan peran penting dalam sejarah keislaman di Bekasi adalah K.H. Nurul Anwar.

Beliau tidak hanya dikenal sebagai penerus perjuangan ayahnya, K.H. Noer Alie, yang dihormati sebagai pahlawan nasional, tetapi juga sebagai tokoh yang memiliki kontribusi besar dalam memperluas penyebaran Islam, khususnya melalui pendidikan dan dakwah sosial.

Perjalanan hidup dan kiprah beliau menunjukkan bahwa Islam bukan hanya berisi ritual keagamaan semata, tetapi juga melibatkan upaya nyata untuk membangun masyarakat secara spiritual dan sosial.

Artikel ini bertujuan untuk mengungkap biografi K.H. Nurul Anwar serta menganalisis perannya dalam mendukung perkembangan Islam di Bekasi melalui pendekatan opini berbasis deduktif - induktif.

Biografi Singkat K.H. Nurul Anwar

K.H. Nurul Anwar, yang memiliki gelar akademik Lc., dilahirkan pada tanggal 21 April 1954 di Kampung Ujung Harapan, Babelan, Bekasi. Beliau merupakan anak keenam dari sepuluh bersaudara yang lahir dari pasangan K.H. Noer Alie dan Nyai Siti Rohmah.

Ayahnya, K.H. Noer Alie, merupakan seorang tokoh nasional yang terkenal atas jasanya dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia, sekaligus seorang ulama terkemuka di masanya. Kehidupan K.H. Nurul Anwar sejak kecil dikelilingi oleh suasana religius yang sangat kental.

Lingkungan keluarganya tidak hanya mendukung pengajaran nilai-nilai Islam tetapi juga menanamkan semangat dakwah sejak dini.

Pendidikan K.H. Nurul Anwar bermula di rumah, di mana lingkungan keluarga menjadi dasar pendidikan agama. Selanjutnya, beliau melanjutkan studi formalnya di Madrasah Al-Huda dan Madrasah Menengah Attaqwa, yang keduanya berada di wilayah Bekasi.

Kecintaan beliau terhadap ilmu agama terus berlanjut hingga ke jenjang yang lebih tinggi. Beliau menimba ilmu di Universitas Damaskus, Suriah, sebuah institusi terkemuka yang dikenal melahirkan banyak ulama besar.

Selama di Suriah, K.H. Nurul Anwar berguru kepada tokoh-tokoh ulama terkemuka, seperti Syaikh Wahbah Az-Zuhaili dan Syaikh Said Ramadhan Al-Buthi. Pendidikan formal ini menjadi landasan penting bagi beliau dalam memperdalam ilmu agama dan memahami Islam dalam perspektif global.

Setelah menyelesaikan studinya di luar negeri, K.H. Nurul Anwar kembali ke Indonesia. Beliau mulai mengabdikan dirinya di Pondok Pesantren Attaqwa di Babelan, Bekasi, menggantikan posisi ayahnya sebagai pimpinan pesantren pada tahun 1986. Peran ini menjadi awal dari kiprah panjang beliau dalam mengembangkan pesantren sebagai pusat pendidikan Islam dan pembinaan umat.

Pendidikan sebagai Wahana Dakwah

Bagi K.H. Nurul Anwar, pendidikan memiliki posisi strategis dalam menyebarkan ajaran Islam. Ia menjadikan Pesantren Attaqwa sebagai pusat pendidikan Islam di Bekasi yang terus berkembang.

Pesantren ini tidak hanya berfungsi sebagai lembaga pembelajaran agama, tetapi juga sebagai wadah integrasi antara pendidikan agama dan ilmu pengetahuan umum. Pendekatan yang diusung K.H. Nurul Anwar ini bertujuan agar para santri tidak hanya memahami ajaran Islam secara mendalam, tetapi juga mampu beradaptasi dengan perubahan dan tantangan dunia modern.

Melalui pendidikan berbasis nilai-nilai Islam, beliau menanamkan fondasi yang kuat kepada santri untuk menjadi individu yang berkontribusi bagi umat dan bangsa.
Salah satu inovasi penting yang diimplementasikan adalah mendatangkan pengajar bahasa Arab langsung dari Mesir. Upaya ini dimaksudkan untuk meningkatkan kemampuan santri dalam memahami kitab-kitab klasik Islam, yang menjadi acuan utama dalam mendalami ilmu fiqih, tafsir, dan tasawuf. 

Penguasaan bahasa Arab dipandang sebagai kunci utama untuk menggali hikmah dari literatur Islam secara mendalam. Dengan demikian, santri Pesantren Attaqwa tidak hanya unggul dalam wawasan keagamaan, tetapi juga memiliki kemampuan linguistik yang menjadi nilai tambah dalam konteks global.

Peningkatan Infrastruktur Pesantren

K.H. Nurul Anwar memiliki perhatian besar terhadap pengembangan infrastruktur pesantren. Di bawah kepemimpinannya, berbagai renovasi dan pembangunan dilakukan, termasuk fasilitas masjid, asrama santri, dan ruang kelas.

Semua upaya ini bertujuan menciptakan lingkungan belajar yang nyaman dan mendukung proses pendidikan yang lebih optimal. Beliau meyakini bahwa fasilitas yang memadai akan mendorong semangat belajar para santri, meningkatkan efektivitas pembelajaran, dan mencetak generasi yang lebih kompeten.

Fasilitas-fasilitas tersebut tidak hanya dirancang untuk memenuhi kebutuhan fisik, tetapi juga memperhatikan aspek spiritual dan sosial. Masjid, misalnya, menjadi pusat kegiatan ibadah sekaligus ruang pembelajaran keagamaan. 

Asrama santri didesain untuk mendukung pola hidup disiplin dan kebersamaan. Hal ini menunjukkan komitmen K.H. Nurul Anwar terhadap pengembangan pesantren secara menyeluruh.

Dakwah di Dalam dan Luar Pesantren

Tidak hanya aktif dalam membina santri di pesantren, K H. Nurul Anwar juga berdakwah di masyarakat luas. Beliau sering diundang untuk memberikan ceramah di berbagai majelis taklim di wilayah Bekasi dan sekitarnya.

Dalam dakwahnya, beliau selalu menggunakan bahasa yang sederhana, lugas, dan mudah dipahami. Hal ini membuat pesan-pesan keislaman yang disampaikannya dapat diterima oleh berbagai lapisan masyarakat, dari kalangan akademik hingga masyarakat awam.

Selain itu, beliau juga sering mengaitkan ajaran Islam dengan isu-isu sosial kontemporer seperti kemiskinan, pendidikan, dan keadilan sosial. Pendekatan ini menunjukkan bahwa dakwah yang dilakukan bersifat aplikatif, dengan tujuan memberikan solusi nyata atas permasalahan yang dihadapi masyarakat.

Melalui kegiatan dakwahnya, K.H. Nurul Anwar tidak hanya menyampaikan ajaran Islam, tetapi juga menanamkan kesadaran kolektif untuk memperbaiki kualitas hidup umat.

Peran dalam Organisasi Keagamaan

Di bidang sosial-keagamaan, K.H. Nurul Anwar menjabat sebagai Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Bekasi. Peran ini memperluas cakupan dakwahnya hingga ke ranah kebijakan dan isu-isu strategis yang berdampak luas.

Sebagai pemimpin MUI, beliau aktif memberikan pandangan keagamaan terhadap berbagai isu, seperti fatwa, moderasi beragama, dan kerukunan antar umat beragama.

Dalam kapasitasnya sebagai tokoh ulama, beliau sering bertindak sebagai jembatan antara pemerintah dan masyarakat. Kemampuannya dalam menjalin komunikasi yang harmonis membuat aspirasi umat Islam dapat tersampaikan dengan baik.

Peran ini mempertegas posisinya sebagai ulama yang tidak hanya berfokus pada pendidikan, tetapi juga memiliki pengaruh signifikan dalam tatanan sosial-keagamaan.

Sosok Bijaksana dan Rendah Hati

Sifat kebijaksanaan dan kerendahan hati menjadi ciri khas K.H. Nurul Anwar yang dikenang oleh banyak orang. Sebagai seorang ulama, beliau tidak hanya memikirkan aspek spiritual umat, tetapi juga menunjukkan kepedulian terhadap kesejahteraan sosial mereka.

Beliau sering turun langsung untuk membantu masyarakat yang membutuhkan, baik melalui kegiatan dakwah maupun aksi sosial.

Sikap rendah hati yang ditunjukkan membuat beliau diterima oleh berbagai kalangan, termasuk mereka yang berasal dari latar belakang berbeda. Beliau juga sangat menekankan pentingnya pendidikan berbasis nilai-nilai Islam untuk membentuk generasi yang unggul di dunia dan akhirat.

Menurutnya, pendidikan yang berkualitas adalah fondasi utama dalam membangun masa depan umat Islam yang cerah dan penuh harapan.

Kesimpulan

Perjalanan hidup dan kontribusi K.H. Nurul Anwar dalam menyebarkan Islam di Bekasi adalah teladan nyata dari seorang ulama yang tidak hanya berdakwah melalui lisan, tetapi juga tindakan nyata yang memberikan manfaat besar bagi masyarakat. Melalui pendidikan, reformasi pesantren, dan dakwah sosial, beliau meninggalkan warisan yang akan terus dikenang oleh generasi mendatang.

Meskipun beliau telah wafat pada 27 Oktober 2020, semangat dan dedikasinya dalam menyebarkan Islam secara damai dan penuh visi akan tetap hidup. Beliau bukan hanya penerus perjuangan K.H. Noer Alie, tetapi juga seorang inovator yang mampu menghadirkan dakwah Islam yang relevan dengan tantangan zaman.

Perannya dalam membangun masyarakat yang berlandaskan nilai-nilai Islam akan selalu menjadi inspirasi bagi umat Islam, khususnya di Bekasi.

Penulis:
Meyga Nurcahyo Affandi
Mahasiswa Jurusan Sejarah Peradaban Islam Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung

1 Komentar

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama