Piru (2/3/2025), saatkita.com - Setelah Ir. Asri Arman, M.T., terpilih sebagai Bupati SBB Periode 2025-2030, maka secara otomatis isterinya Yeni Rosbayani Arman menjadi Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten SBB, perubahan peran dari Istri anggota DPRD Provinsi Maluku ke isteri orang nomor satu di Kabupaten SBB harus dimaknai oleh Yeni Rosbayani dengan tanggung jawab terhadap kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat di Kabupaten SBB.
Sejumlah pernyataan Ketua TP PKK SBB itu saat di gedung PKK SBB pada Rabu, (26/2/2025) yang menyatakan bahwa, dirinya ingin Kabupaten SBB memiliki ciri khas tersendiri baik makanan, baju batik maupun hasil tenun adalah sebuah ungkapan optimisme untuk kabupaten yang berjuluk Saka Mese Nusa ini.
Tetapi sayangnya optimisme tersebut didukung oleh pendataan yang valid dan perencanaan yang terukur.
Misalnya, soal batik yang menjadi ciri khas SBB, tidakkah Yeni Rosbayani ketahui bahwa Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah (Litbangda) telah mendesain Batik Khas SBB dengan ornamen Cengkeh dan Pala yang merupakan tanaman komoditi khas Maluku itu.
Untuk hasil tenun ciri khas SBB, walaupun itu upaya ini merupakan niat baik, tetapi harus juga diingat bahwa hasil tenun SBB harus bersaing dengan Tenunan Khas Tanimbar yang sudah melegenda secara nasional bahkan sampai ke mancanegara.
Terkait pengembangan kain tenun ciri khas SBB, juga harus dipikirkan pengembangan pangsa pasarnya, karena untuk apa sebuah produk unggul dan berkualitas tinggi kalau tidak ada penjualan sehingga tidak menghasilkan nilai ekonomis bagi masyarakat.
Pengembangan makanan atau kuliner khusus ciri khas SBB, memang setiap tahun Tim Penggerak PKK SBB selalu mengirimkan Tim untuk berlomba di Lomba Cipta Menu Bergizi Beragam Seimbang dan Aman (B2SA) dengan berbagai menu dan sering sekali meraih juara, tetapi anehnya menu-menu tersebut tidak pernah muncul di publik, padahal tujuan dari lomba-lomba tersebut adalah supaya makanan/kuliner tersebut bisa menjadi makanan yang selain bisa bernilai gizi juga menjadi kuliner yang bernilai ekonomis dan nilai tambah bagi ekonomi keluarga.
Sesungguhnya, untuk kuliner khas Kabupaten SBB yang juga telah menghasilkan kuliner yang nilai ekonomis, walaupun tidak pernah diikut sertakan dalam lomba-lomba PKK tingkat manapun yaitu: keripik singkong /kasbi maupun keripik keladi yang sering dijual di Dermaga penyebrangan Kapal Ferry Waipirit/Hunimua.
Walaupun makanan-makanan ini tidak diacuhkan oleh Pemda maupun Dinas terkait tetapi sudah menghasilkan nilai ekonomi bagi keluarga baik pemilik home industri maupun para penjualnya.
Karena itu Pemda, Dinas terkait dan TP PKK harus melakukan intervensi berupa sentuhan modal stimulan buat usaha home industri bisa camilan khas ini bisa sedikit membantu usaha mereka bisa berkembang dan bersaing di dunia usaha kuliner yang semakin kompetitif ini.
Pertanyaan saya adalah, Mengapa Ketua TP PKK SBB, Yeni Rosbayani Arman tidak memfokuskan diri untuk pengembangan usaha-usaha kecil dan UMKM yang sudah ada saja, sehingga sudah tahu arahnya bukan menghadirkan sesuatu yang baru yang tidak tahu arahnya sehingga menghasilkan program yang berpotensi mubasir?.
*) Penulis berprofesi sebagai jurnalis dan tinggal di Kabupaten Seram Bagian Barat
Posting Komentar